Instruktur Visitasi AKMI, Norholis, S.Pd Melakukan Visitasi Tindak Lanjut di Sejumlah Madrasah di Semarang, Ungaran, dan Salatiga

Instruktur AKMI Norholis, S.Pd Melakukan Visitasi Tindak Lanjut di Sejumlah Madrasah di Semarang, Ungaran, dan Salatiga

Semarang - Norholis, S.Pd, instruktur Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) dari MTs As-Salafiyah, baru-baru ini melaksanakan kegiatan visitasi tindak lanjut hasil AKMI di wilayah Semarang, Ungaran, dan Salatiga. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Kementerian Agama Republik Indonesia yang bertujuan meningkatkan mutu pendidikan di lingkungan madrasah.

Dalam visitasinya, Norholis mengunjungi enam lembaga madrasah, yaitu MTs Futuhiyah Kudu, MTs Mujahidin, MTs Miftahul Khoirot, MTs Manbaul Qur'an, MTs Sudirman Bantal, dan MTs Bustanul Muta’alimin. Kunjungan ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil asesmen, memberikan umpan balik, serta memberikan pendampingan agar pelaksanaan AKMI ke depannya semakin efektif dan sesuai dengan standar yang diharapkan.

Dalam setiap pertemuan dengan kepala madrasah dan para pendidik, Norholis menekankan pentingnya literasi dalam berbagai aspek sebagai fondasi utama untuk meningkatkan kualitas siswa. Ada empat jenis literasi yang disoroti, yaitu literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains, dan literasi sosial budaya. Menurut Norholis, kemampuan literasi yang kuat akan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran lebih baik, berpikir kritis, dan mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari.

Literasi Membaca menjadi perhatian utama, karena menurut Norholis kemampuan memahami teks secara mendalam adalah kunci keberhasilan dalam semua bidang ilmu. "Literasi membaca bukan sekadar membaca teks, tetapi kemampuan memahami isi, menganalisis, dan membuat kesimpulan yang benar," ujarnya.

Selain itu, literasi numerasi juga menjadi fokus penting dalam pengembangan siswa di madrasah. Norholis menjelaskan bahwa pemahaman numerik yang baik akan mempersiapkan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika maupun menghadapi tantangan di dunia yang serba digital. "Numerasi penting untuk kehidupan sehari-hari dan merupakan bekal penting bagi anak-anak kita untuk mampu bersaing secara global," tambahnya.

Literasi Sains juga disoroti Norholis, terutama dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin modern. Pemahaman dasar-dasar sains, menurutnya, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan akademik, tetapi juga untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap fenomena alam dan teknologi di sekitar mereka.

Terakhir, literasi sosial budaya mendapat perhatian sebagai salah satu modal penting dalam membentuk karakter siswa. Norholis menyampaikan bahwa kemampuan memahami keberagaman budaya dan adat istiadat di Indonesia akan membuat siswa memiliki sikap toleransi dan saling menghargai dalam kehidupan bermasyarakat.

Menutup setiap sesi, Norholis menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh kepala madrasah atas dukungan dan kerjasamanya dalam pelaksanaan AKMI. "Kerja sama yang baik ini sangat mendukung tercapainya tujuan AKMI. Kami sangat menghargai antusiasme dan komitmen madrasah-madrasah ini dalam mengikuti program AKMI," ungkapnya.

Dengan adanya visitasi tindak lanjut ini, diharapkan madrasah yang telah mengikuti AKMI dapat terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan dampak positif bagi perkembangan siswa. Program AKMI sendiri merupakan bagian dari upaya Kementerian Agama untuk membangun generasi muda yang memiliki kemampuan akademik dan karakter yang kuat, sehingga siap menghadapi tantangan global.