• MTS AS-SALAFIYAH
  • Sumber Duko Pakong Pamekasan

Makna 10 Asyura dalam Islam dan Tradisinya di Tengah Masyarakat Madura

Bulan Muharram merupakan salah satu bulan istimewa dalam kalender Hijriyah. Di antara hari-hari dalam bulan ini, terdapat satu hari yang sangat penting dan sarat akan nilai spiritual serta sejarah, yaitu tanggal 10 Muharram yang dikenal dengan sebutan Hari Asyura atau 10 Asyura. Dalam perspektif Islam, hari ini memiliki sejumlah keutamaan dan peristiwa bersejarah yang dijadikan pelajaran penting oleh umat Muslim. Tak hanya itu, masyarakat Nusantara, termasuk masyarakat Madura, memiliki tradisi dan ritual tersendiri dalam menyambut dan memperingati Hari Asyura ini. Tradisi tersebut merupakan hasil akulturasi antara ajaran Islam dan budaya lokal yang diwariskan turun-temurun.

Kali ini akan membahas secara mendalam makna 10 Asyura dalam ajaran Islam serta ritual-ritual tradisional yang berkembang di kalangan masyarakat Madura.

Sejarah dan Keutamaan 10 Asyura dalam Islam

A. Peristiwa-Peristiwa Penting pada 10 Asyura

Dalam berbagai riwayat Islam, hari ke-10 bulan Muharram memiliki keterkaitan dengan banyak peristiwa besar yang dialami oleh para nabi terdahulu. Di antaranya:

  1. Nabi Musa AS dan Bani Israil diselamatkan dari Fir’aun.
  2. Nabi Nuh AS dan bahteranya berlabuh di Bukit Judi.
  3. Nabi Adam AS diterima taubatnya oleh Allah SWT.
  4. Nabi Yunus AS keluar dari perut ikan.
  5. Nabi Yusuf AS dibebaskan dari penjara.
  6. Nabi Ayub AS disembuhkan dari penyakitnya.
  7. Nabi Ibrahim AS tidak jadi dibakar oleh Raja Namrud.
  8. Langit dan bumi diciptakan pada hari Asyura.
  9. Hari kiamat kelak juga dipercaya akan terjadi pada hari Asyura.
  10. Cucu Rasulullah SAW, Husain bin Ali, wafat dalam tragedi Karbala.

Semua peristiwa tersebut mengandung nilai-nilai spiritual dan keteladanan yang patut direnungkan oleh umat Islam.

B. Keutamaan dan Amalan Sunnah pada Hari Asyura

Dalam Islam, 10 Asyura adalah hari yang sangat dianjurkan untuk mengerjakan amalan-amalan ibadah, di antaranya:

Berpuasa Sunnah Asyura: Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk berpuasa di hari ke-10 Muharram, bahkan menyempurnakannya dengan puasa pada hari ke-9 (Tasu’a) untuk membedakan diri dari tradisi Yahudi yang juga berpuasa pada hari tersebut.

> "Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim)

Bersedekah: Umat Islam dianjurkan memperbanyak sedekah kepada fakir miskin dan anak yatim.

Memberi nafkah yang lebih kepada keluarga: Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa siapa yang melapangkan nafkah kepada keluarganya di hari Asyura, maka Allah akan melapangkan rezekinya sepanjang tahun.

Mandi, berhias, dan berzikir: Sebagai bentuk penghormatan terhadap hari mulia tersebut.

Menghidupkan malam Asyura dengan ibadah: Termasuk membaca Al-Qur’an dan memperbanyak doa.

Tradisi dan Ritual 10 Asyura dalam Budaya Masyarakat Madura

Masyarakat Madura memiliki cara tersendiri dalam memaknai dan merayakan Hari Asyura. Meskipun berakar dari ajaran Islam, tradisi-tradisi tersebut dipengaruhi oleh budaya lokal dan diwariskan secara turun-temurun. Tradisi Asyura di Madura tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga sosial, edukatif, bahkan kuliner.

Berikut ini beberapa tradisi yang umum dilakukan oleh masyarakat Madura saat peringatan 10 Asyura:

1. Pembuatan dan Pembagian Bubur Syuro

Tradisi paling khas dan populer di Madura pada 10 Asyura adalah pembuatan bubur syuro (syura). Bubur ini terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan berbagai bahan seperti:

  • Jagung
  • Kacang tanah
  • Kacang hijau
  • Ubi
  • Pisang
  • Gula merah
  • Santan dan rempah-rempah

Bubur ini tidak sekadar makanan, tetapi juga sarat makna simbolik. Masyarakat percaya bahwa setiap bahan melambangkan berbagai unsur kehidupan dan berkah yang ingin diraih di tahun baru Hijriyah.

Bubur syuro ini biasanya dimasak bersama-sama secara gotong royong dan dibagikan kepada tetangga, anak yatim, kaum dhuafa, dan sanak saudara. Kegiatan ini menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan menunjukkan solidaritas sosial.

2. Sedekah dan Santunan Anak Yatim

Bulan Muharram, terutama pada 10 Asyura, sering dijadikan momentum oleh masyarakat Madura untuk memberikan santunan kepada anak yatim. Ini merupakan pengamalan dari ajaran Islam tentang menyantuni anak yatim dan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.

3. Ziarah Kubur

Beberapa masyarakat Madura juga melakukan ziarah ke makam orang tua dan leluhur di hari Asyura. Mereka membaca doa dan tahlil, sebagai bentuk penghormatan serta pengingat akan kematian.

4. Doa Bersama dan Istighotsah

Di masjid-masjid atau mushalla, masyarakat biasanya menggelar doa bersama, tahlilan, dan istighotsah yang dipimpin oleh tokoh agama. Acara ini bertujuan untuk memohon keselamatan, keberkahan, dan ampunan kepada Allah SWT.

5. Tradisi Tolak Bala

Bagi masyarakat Madura, Hari Asyura juga dikaitkan dengan upaya tolak bala atau menolak malapetaka. Oleh sebab itu, mereka memanjatkan doa agar dihindarkan dari penyakit, bencana, dan kesulitan selama setahun ke depan.

6. Pengajian dan Ceramah Keagamaan

Banyak lembaga pendidikan Islam seperti pesantren dan madrasah di Madura yang menyelenggarakan pengajian khusus bertema Asyura. Dalam pengajian ini dibahas keutamaan bulan Muharram, kisah Nabi Musa, dan tragedi Karbala yang menyedihkan.

Peringatan 10 Asyura dalam Islam mengandung makna spiritual yang sangat dalam, yakni mengingat kebesaran Allah SWT dalam menyelamatkan para nabi dan hamba-Nya dari berbagai ujian hidup. Selain itu, hari ini juga menjadi momentum refleksi diri dan peningkatan amal ibadah.

Sementara itu, tradisi 10 Asyura di kalangan masyarakat Madura memperlihatkan bagaimana Islam diterima dan dijalankan dengan kearifan lokal yang kaya. Tradisi seperti pembagian bubur syuro, santunan anak yatim, dan ziarah kubur menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai agama dan budaya dapat berjalan berdampingan dan saling menguatkan.

Peringatan 10 Asyura, baik dalam dimensi spiritual maupun sosial, hendaknya terus dilestarikan sebagai bentuk syiar Islam dan kekayaan budaya bangsa yang bernilai tinggi

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Pembagian Sertifikat Kelulusan Program BPKDI Siswa - Siswi As-Salafiyah

        Pakong, 17 Juli 2025 — As-Salafiyah kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun generasi Islam yang berkarakter dan kompeten melalui pelaksanaan

17/07/2025 12:46 - Oleh MTs As-Salafiyah - Dilihat 60 kali
MTs As-Salafiyah Gelar Rapat Kerja Tahun Pelajaran 2025/2026

"Komitmen Baru Menuju Madrasah yang Lebih Maju" Pakong – MTs As-Salafiyah menyelenggarakan Rapat Kerja (Raker) untuk menyongsong Tahun Pelajaran 2025/2026 pada hari Senin, 1

14/07/2025 13:33 - Oleh MTs As-Salafiyah - Dilihat 56 kali
MTs As-Salafiyah Gelar Tes Masuk Tahun Pelajaran 2025/2026 Selama Dua Hari

   Pakong – Rabu, 09 Juli 2025, Dalam rangka menjaring calon peserta didik baru yang berkualitas, Madrasah Tsanawiyah (MTs) As-Salafiyah melaksanakan tes masuk sel

09/07/2025 09:58 - Oleh MTs As-Salafiyah - Dilihat 73 kali
Rapat Awal Tahun Pelajaran Baru 2025/2026 Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan TK, MI, MTs, MA, dan SMK As-Salafiyah

        Pakong, 07 Juli 2025 — Yayasan As-Salafiyah kembali menggelar Rapat Awal Tahun Pelajaran 2025/2026 bagi seluruh tenaga pendidik dan tenaga

07/07/2025 11:39 - Oleh MTs As-Salafiyah - Dilihat 466 kali
Pedoman Kalender Pendidikan Madrasah Tahun pelajaran 2025/2026

Kalender pendidikan merupakan salah satu instrumen penting dalam dunia pendidikan, termasuk bagi satuan pendidikan madrasah di seluruh Indonesia. Kalender ini berisi rencana waktu kegia

02/07/2025 15:22 - Oleh MTs As-Salafiyah - Dilihat 231 kali