• MTS AS-SALAFIYAH
  • Sumber Duko Pakong Pamekasan

STASIUN PONCOL SEMARANG

Pada suatu sore yang lengang di Stasiun Poncol, Semarang, seorang guru bernama Norholis, S.Pd dari MTs As-Salafiyah duduk di peron, bersiap pulang setelah beberapa hari menjalankan tugas pentingnya sebagai instruktur visitasi tindak lanjut AKMI (Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia) tahun 2024. Hari-harinya yang sibuk penuh dengan kunjungan ke beberapa MTs di Semarang, Ungaran, dan Salatiga, di mana ia bertemu dengan berbagai guru, kepala madrasah, dan staf lainnya, membicarakan dan mendalami tantangan pendidikan yang mereka hadapi, serta memberi arahan, masukan, dan motivasi.

Stasiun Poncol, dengan bangunan tua bersejarah dan lantainya yang dingin, menjadi saksi bisu dari dedikasi Norholis. Di tempat itu, ia telah beberapa kali menunggu kereta yang akan mengantarnya ke berbagai kota untuk melaksanakan tugasnya, membawa serta semangat untuk terus memajukan pendidikan madrasah di Indonesia. Sore itu, udara Semarang masih terasa hangat, tetapi angin yang bertiup membawa sedikit kesejukan, seolah ikut menemani Norholis dalam perenungannya.

Beberapa hari terakhirnya penuh dengan berbagai momen berharga. Di Semarang, ia bertemu dengan guru-guru yang penuh semangat tetapi kadang terkendala fasilitas yang terbatas. Bersama mereka, Norholis menggali potensi, mendiskusikan teknik-teknik pengajaran yang kreatif, serta membahas cara-cara mengoptimalkan AKMI sebagai alat evaluasi dan pengembangan diri bagi para siswa. Di setiap lembaga yang ia kunjungi, ia selalu disambut dengan senyum ramah dan rasa ingin tahu, membuatnya semakin termotivasi untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Kemudian, di Ungaran, Norholis melihat suasana yang sedikit berbeda. Para guru di sana tampak memiliki tantangan lain dalam mengelola kegiatan belajar mengajar di madrasah yang berada di daerah perbukitan. Namun, hal itu tidak menghalangi semangat para guru untuk terus mengajar dan mendidik siswa-siswa mereka. Norholis berdiskusi panjang dengan kepala madrasah tentang bagaimana membuat asesmen lebih relevan dengan kehidupan siswa, sehingga mereka tidak hanya memahami materi tetapi juga memahami bagaimana penerapannya di dunia nyata. Ia memberikan beberapa saran yang dapat langsung dipraktikkan, dan melihat semangat yang berkobar di mata para guru dan staf di sana, ia merasa yakin bahwa mereka akan mampu membawa perubahan positif.

Di Salatiga, perhentian terakhir sebelum kembali ke rumah, Norholis menemukan sebuah lembaga yang sangat progresif. Dengan antusias, para guru di sana menyambutnya dan bertanya berbagai hal tentang pengembangan metode pengajaran berbasis teknologi dan pendekatan asesmen yang lebih modern. Norholis mengapresiasi keterbukaan dan kemauan mereka untuk terus berkembang. Ia menyampaikan ide-ide baru tentang penggunaan asesmen digital dan aplikasi yang dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman mereka secara mandiri. Bersama para guru, ia juga mendiskusikan pentingnya menanamkan karakter positif dan akhlak mulia di setiap siswa, sesuai dengan nilai-nilai madrasah.

Saat Norholis duduk di peron, menunggu kereta yang akan membawanya kembali pulang, ia merenungi betapa berharga tugas yang dijalankannya. Meski melelahkan, tetapi ia merasa perjalanan itu sangat berarti. Dalam hatinya, Norholis merasa bahwa setiap upayanya untuk mendampingi dan memberikan pelatihan kepada para guru akan berdampak besar bagi masa depan generasi muda. Stasiun Poncol yang kini tampak lengang, dengan sorot lampu yang mulai menyala satu per satu, menjadi saksi dari segala pemikiran dan refleksinya.

Ketika akhirnya kereta tiba, Norholis bangkit dan membawa tasnya, melangkah dengan tegap menuju gerbong. Ia tahu bahwa tugasnya belum selesai, bahwa masih banyak lembaga madrasah yang membutuhkan panduan dan dukungannya. Duduk di dalam kereta yang perlahan bergerak meninggalkan Stasiun Poncol, Norholis menatap ke luar jendela, melihat senja yang berwarna keemasan. Perjalanan pulang kali ini tidak hanya berarti kembali ke rumah, tetapi juga sebagai pengingat bahwa ia membawa harapan dan semangat untuk terus membangun masa depan pendidikan madrasah di Indonesia.

Dengan penuh rasa syukur, Norholis melanjutkan perjalanan, membawa pulang kenangan manis dan semangat para guru yang ia temui dalam kunjungan itu. Di setiap deru kereta, ia merasa yakin bahwa suatu hari, pendidikan madrasah di tanah air akan mencapai kemajuan yang lebih baik, dan ia bersyukur bisa menjadi bagian kecil dari perubahan besar itu.

 

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
MTs As-Salafiyah Sumber Duko Pakong Laksanakan Ujian Praktek Untuk Kelas 9

Pakong – Senin, 21 April 2025 MTs As-Salafiyah Sumber Duko Pakong memulai pelaksanaan Ujian Praktik bagi siswa kelas 9 pada hari Senin (21/04). Ujian praktik ini merupakan bagian

21/04/2025 12:02 - Oleh MTs As-Salafiyah - Dilihat 54 kali
MTs As-Salafiyah Sumber Duko Pakong Mengucapkan: Selamat Hari Kartini – 21 April 2025

 "Dengan Semangat Kartini, Mari Kita Wujudkan Generasi Berilmu, Berakhlak, dan Mandiri" Sejarah Singkat Hari Kartini Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa

21/04/2025 08:30 - Oleh MTs As-Salafiyah - Dilihat 65 kali
Madrasah Terpadu As-Salafiyah Gelar Halal Bihalal, Momentum mempererat Ukhuwah Pasca Idul Fitri

  Sumber Duko – Dalam rangka mempererat silaturahmi dan menumbuhkan semangat kebersamaan pasca Idul Fitri 1446 H, Madrasah Terpadu As-Salafiyah yang terdiri dari MTs, MA, da

12/04/2025 10:31 - Oleh MTs As-Salafiyah - Dilihat 30 kali
MTs As-Salafiyah Sumber Duko ucapkann selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H

  Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, kesehatan, dan kesempatan untuk menyelesaik

30/03/2025 19:43 - Oleh MTs As-Salafiyah - Dilihat 65 kali
Selamat untuk Guru-Guru MTs As-Salafiyah yang Terpilih Mengikuti PPG Tahap 1

  بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ   Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-

02/02/2025 07:40 - Oleh MTs As-Salafiyah - Dilihat 157 kali